“AKHIR HAYAT SANG
PENYAIR PADANG PASIR”
A’sya bin qais,nama
nya .walaupun tak dapat melihat,namun syairnya memukau setiap orang yg
mendengar nya,Karna kelebihan nya dibidang bersyair maka dirinya di juluki
‘Shannajatul Arab’;
Dalam tradisi arab jaman dahulu kedudukan suatu kaum di
tentukan dalam dua hal.penyair dan petarung yang ulung.karna alasan inilah ia
mendapatkan kedudukan di masyarakat
sekitarnya walaupun tak dapat di pungkiri ,ada kebiasaan jelek pada
dirinya.Suka minum-minum , suka perempuan dan berjudi.
Suatu ‘ketika ia mendengar ada seorang lelaki yang mengaku
nabi,sosok nya sangat dipercaya dan tak punya cela,semakin hari namanya semakin
dikenal di seluruh penjuru tanah arab.Hampir semua orang membicarakanya ,hanya
saja ia tak pernah mendengar isu isu
negative yang terkait dengan leki tersebut.Ia semakin penasaran.Semenjak itu ia
bertekad untuk bertemu dengan lelaki yg menjadi buah bibir bangsa arab
tersebut,Ia ingin bergabung dalam barisannya kalau ia benar benar nabi
Dengan mengendarai onta A’sya bertolak menuju mekah.lalu
menuju ke madinah,tidak mudah untuk bias
ke sana.medan nya berat ditambah lagi cuaca gurun yang sangat panas,tapi A’SYA
betul-betul telah nekat.
Teryata perjalanan
A’sya bin qais untuk menemui Muhamad tercium oleh orang-orang arab
mekah.Tentu itu sangat berbahaya bila ia benar-benar mengikuti ajaran yg di
bawa oleh Muhamad,habislah sudah tentu ia akan menggunakan kemampuan nya untuk
mengkampanyekan ajaran yg baru,kalau itu sampai terjadi tentu seluruh orang
arab akan mengikuti ajaran Muhamad,ini tak bias di biarkan apalagi belum lama
berlalu di adakan perjanjian Hudabiyah,kesepakatan damai antara orang arab
dengan Muhamad.
Seketika itu Abu Sufyan bin Harb menemui a’sya bin qais
‘’Hai Asya,kamu mau kemana?’’tanya Abu sufyan
A’sya menjawab,”aku ingin menemui Muhamad.”
‘’kamu tau kalau dia melarang pengikutnya untuk meminum
Khamr,berbuat zina,dan bermain judi,”kata abu sufyan menakut-nakuti Asya Abu
sufyan tau bahwa khamr,bemain perempuan,dan judi adalah kegemaran A’sya dan
telah mendarah daging di diri A’sya
‘’kalau memang masalah zina,ia telah meninggal kan ku dan
aku belum meninggal kan nya.kalau khamr hasratku dengan nya telah terpenuhi,dan
untuk judi semoga aku akan mendapatkan ganti nya,”ujar A’sya,diplomatis.Tidak
bergeming sedikit pun
Abu sufyan tidak berputus asa”aku aadda tawaran istimewa
untuk mu,kalau kamu mau ujar Abu sufyan mencoba menggodanya
“Apa yang akan kamu tawarkan hai Abu sufyan?”Balas Asya
penasaran.
“Begini,kami telah mengikat perjanjian dengan Muhamad,maka
engkau sebaik nya kembali saja untuk tahun ini,dan kamu bisa mendapatkan
seratus unta merah.seandai nya Muhamad beruntung,kamu bias menemui nya setelah
itu,akan tetapi ,bila kami yang beruntung dirimu sudah mendapatkan ganti rugi
dari perjalananmu kali ini”Abu sufyan menawarkan sesuatu yang menarik.onta
merah adalah onta terbaik pada masaitu,jika sekaarang setara dengan kendaraan
mewah,Apalagi seratus ekor hanya dengan menunda perjalanan hingga tahun
depan,ia bias mendapat kan kekayaan kalau di kurskan rupiah jaman sekarang
sekitar 1-5 miliar
Rupanya A’sya mulai tergoda”aku belum yakin tukas
A’sya,dengan serta merta Abu sufyan mengajak A’sya mampir ke rumah nya sesampai
nya mereka disana,Abu sufyan,mengumpulkan para sahabatnya’’kawan-kawan bangsa
quraisy,ini adalah A’sya.seandai nya ia jadi bergabung dengan Muhamad,akibatnya
,bias membahayakan kalian semua bangsa arab,oleh karna itu kumpulkan seratus
ekor onta merah!”
Kawan-kawan Abu sufyan segera mengumpulkan seratus onta
merah yg di minta oleh pimpinan mereka setelah terkumpul semua segera diberikan
ke A’sya.Bersamaan dengan itu A’sya semakin penasaran apalagi ketika onta-onta
merah itu diserah kan ke A’sya,akhirnya ia pun mengambil keputusan
final;mengurungkan perjalanan nya untuk menemui Muhamad.
Hati A’sya sang penyair arab berbunga-bunga.rezeki nomplok
pikirnya ,hanya saja itu tak berlangsung lama karna sesampai nya ia di
yamamah,A’sya terjatuh dari ontanaya tak hanya sampai di situ begitu ia
terjatuh,onta tersebut mengijak tubuh
lelaki tersebut,A’sya pun menghembuskan napas terakhirnya tanpa sempat
menikmati kekayaan nya yang ia terima dari Abu sufyan dkk.
Godaan di tengah jalan seringkali malalaikan
seseorang dari tujuan yang sesungguh nya
0 komentar:
Posting Komentar