Sabtu, 05 Januari 2013

“AKHIR HAYAT SANG PENYAIR PADANG PASIR”


“AKHIR HAYAT SANG PENYAIR PADANG PASIR”

A’sya  bin qais,nama nya .walaupun tak dapat melihat,namun syairnya memukau setiap orang yg mendengar nya,Karna kelebihan nya dibidang bersyair maka dirinya di juluki ‘Shannajatul Arab’;

Dalam tradisi arab jaman dahulu kedudukan suatu kaum di tentukan dalam dua hal.penyair dan petarung yang ulung.karna alasan inilah ia mendapatkan  kedudukan di masyarakat sekitarnya walaupun tak dapat di pungkiri ,ada kebiasaan jelek pada dirinya.Suka minum-minum , suka perempuan dan berjudi.
Suatu ‘ketika ia mendengar ada seorang lelaki yang mengaku nabi,sosok nya sangat dipercaya dan tak punya cela,semakin hari namanya semakin dikenal di seluruh penjuru tanah arab.Hampir semua orang membicarakanya ,hanya saja ia tak pernah mendengar  isu isu negative yang terkait dengan leki tersebut.Ia semakin penasaran.Semenjak itu ia bertekad untuk bertemu dengan lelaki yg menjadi buah bibir bangsa arab tersebut,Ia ingin bergabung dalam barisannya kalau ia benar benar nabi

Dengan mengendarai onta A’sya bertolak menuju mekah.lalu menuju ke madinah,tidak mudah  untuk bias ke sana.medan nya berat ditambah lagi cuaca gurun yang sangat panas,tapi A’SYA betul-betul telah nekat.
Teryata perjalanan  A’sya bin qais untuk menemui Muhamad tercium oleh orang-orang arab mekah.Tentu itu sangat berbahaya bila ia benar-benar mengikuti ajaran yg di bawa oleh Muhamad,habislah sudah tentu ia akan menggunakan kemampuan nya untuk mengkampanyekan ajaran yg baru,kalau itu sampai terjadi tentu seluruh orang arab akan mengikuti ajaran Muhamad,ini tak bias di biarkan apalagi belum lama berlalu di adakan perjanjian Hudabiyah,kesepakatan damai antara orang arab dengan Muhamad.
Seketika itu Abu Sufyan bin Harb menemui a’sya bin qais

‘’Hai Asya,kamu mau kemana?’’tanya Abu sufyan
A’sya menjawab,”aku ingin menemui Muhamad.”
‘’kamu tau kalau dia melarang pengikutnya untuk meminum Khamr,berbuat zina,dan bermain judi,”kata abu sufyan menakut-nakuti Asya Abu sufyan tau bahwa khamr,bemain perempuan,dan judi adalah kegemaran A’sya dan telah mendarah daging di diri A’sya

‘’kalau memang masalah zina,ia telah meninggal kan ku dan aku belum meninggal kan nya.kalau khamr hasratku dengan nya telah terpenuhi,dan untuk judi semoga aku akan mendapatkan ganti nya,”ujar A’sya,diplomatis.Tidak bergeming sedikit pun
Abu sufyan tidak berputus asa”aku aadda tawaran istimewa untuk mu,kalau kamu mau ujar Abu sufyan mencoba menggodanya

“Apa yang akan kamu tawarkan hai Abu sufyan?”Balas Asya penasaran.
“Begini,kami telah mengikat perjanjian dengan Muhamad,maka engkau sebaik nya kembali saja untuk tahun ini,dan kamu bisa mendapatkan seratus unta merah.seandai nya Muhamad beruntung,kamu bias menemui nya setelah itu,akan tetapi ,bila kami yang beruntung dirimu sudah mendapatkan ganti rugi dari perjalananmu kali ini”Abu sufyan menawarkan sesuatu yang menarik.onta merah adalah onta terbaik pada masaitu,jika sekaarang setara dengan kendaraan mewah,Apalagi seratus ekor hanya dengan menunda perjalanan hingga tahun depan,ia bias mendapat kan kekayaan kalau di kurskan rupiah jaman sekarang sekitar 1-5 miliar
Rupanya A’sya mulai tergoda”aku belum yakin tukas A’sya,dengan serta merta Abu sufyan mengajak A’sya mampir ke rumah nya sesampai nya mereka disana,Abu sufyan,mengumpulkan para sahabatnya’’kawan-kawan bangsa quraisy,ini adalah A’sya.seandai nya ia jadi bergabung dengan Muhamad,akibatnya ,bias membahayakan kalian semua bangsa arab,oleh karna itu kumpulkan seratus ekor onta merah!”
Kawan-kawan Abu sufyan segera mengumpulkan seratus onta merah yg di minta oleh pimpinan mereka setelah terkumpul semua segera diberikan ke A’sya.Bersamaan dengan itu A’sya semakin penasaran apalagi ketika onta-onta merah itu diserah kan ke A’sya,akhirnya ia pun mengambil keputusan final;mengurungkan perjalanan nya untuk menemui Muhamad.

Hati A’sya sang penyair arab berbunga-bunga.rezeki nomplok pikirnya ,hanya saja itu tak berlangsung lama karna sesampai nya ia di yamamah,A’sya terjatuh dari ontanaya tak hanya sampai di situ begitu ia terjatuh,onta tersebut mengijak tubuh  lelaki tersebut,A’sya pun menghembuskan napas terakhirnya tanpa sempat menikmati kekayaan nya yang ia terima dari Abu sufyan dkk.
Godaan di tengah jalan seringkali malalaikan seseorang dari tujuan yang sesungguh nya

0 komentar:

Posting Komentar