KITAB JIHAD
;BAB:PERANG AL-AHZAB ATAU KHANDAQ
Al-Bara’
r.a. berkata: Aku telah melihat Nabi saw. ketika perang Khandaq
memindahkan tanah sehingga debu tanah itu telah menutupi putih rambutnya sambil
bersabda: “Lau laa anta mah tadainaa wa laa tashad daqnaa walaa
shallainaa fa anzilan sakinatan alainaa wa tsabbitil aqdaama in laa qainaa
innal ula qad baghau alainaa idza araa du fitnatan abainaa.“ ;
Andaikan tidak karena
petunjuk hidayat-Mu kami takkan dapat petunjuk, tidak akan shadaqah dan
shalat. Karena itu turunkan ketenangan kepada kami, dan teguhkan tapak
kami jika berhadapan dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang yang berlaku
zalim/aniaya jika mereka akan menggelincirkan kami, kami tolak. (Bukhari,
Muslim).
Ikhwan fillah, hari
ini, sekali lagi untuk kesekian ribu kalinya, kita saksikan kebiadaban Israel
laknatullah. Suasana pengepungan Gaza, barangkali boleh diasosiasikan
dengan pengepungan madinah saat perang Ahzab atau lebih dikenal dengan perang
Khandaq. Untuk itu, dibawah ini, saya kutip tulisan Ustadz Ihsan Tanjung di
eramuslim.
Saudaraku, walaupun
tidak sama persis sesungguhnya apa yang dialami oleh rakyat Gaza dewasa ini
mirip dengan kondisi para sahabat saat perang Ahzab. Bangsa Palestina Gaza di
bawah kepemimpinan Hamas menghadapi pengepungan pasukan Yahudi Zionis Israel.
Selama berbulan-bulan Muslimin Gaza telah dipenjara dengan diberlakukannya
blokade atas segenap perbatasan wilayah mereka. Belum lagi ketika agresi Israel
atas rakyat Gaza berlangsung tampaknya terjadi kerjasama Israel dengan Amerika
dan pemerintahan negera-negara Barat lainnya. Bahkan tidak sedikit pengamat
yang memandang bahwa beberapa negara-negara Arab yang tunduk kepada Amerika
cenderung berfihak kepada Israel, walaupun dilakukan malu-malu. Yang pasti,
dalam berbagai demo yang berlangsung di seantero penjuru dunia tidak sedikit
muncul spanduk yang jelas-jelas memposisikan Presiden Mesir Hosni Mubarak
sebagai kolaborator Israel karena tidak sudi membuka perbatasan Mesir-Gaza,
yakni the Rafah Crossing.
Dalam keadaan seperti
ini kita teringat sabda Nabi kepada para sahabat ketika menghadapi kepungan
Musyrikin dalam perang Ahzab. Beliau bersabda sebagai berikut:
« والذي نفسي بيده ،
ليفرجن عنكم ما ترون من الشدة ، وإني لأرجو أن أطوف بالبيت العتيق آمنا ، وأن يدفع
الله عز وجل إلي مفاتيح الكعبة ، وليهلكن الله كسرى وقيصر ، ولتنفقن كنوزهما في
سبيل الله عز وجل »
“Demi Allah yang
nyawaku berada di tangan-Nya, Allah pasti akan mengeluarkan kalian dari
kesulitan yang sedang kalian hadapi. Aku berharap dapat melakukan tawaf dengan
aman di sekitar Baitullah (Ka’bah) dan Allah akan menyerahkan kunci-kuncinya
kepadaku. Allah pasti akan membinasakan Kisra dan Kaisar, dan harta karun
mereka akan kita belanjakan di jalan Allah.” (HR Baihaqy 1292)
Saudaraku, sungguh
hati kita menjadi pilu karena hanya bisa menonton lewat layar kaca penderitaan
yang dilalui saudara-saudara kita di Gaza. Malam demi malam mereka lalui dengan
mencekam karena bertalu-talunya suara dentuman mortir dan rudal Israel. Sebagai
pengamat dari kejauhan sungguh tidak banyak yang bisa kita lakukan. Tetapi satu
hal yang pasti sebagai sesama orang beriman kita senantiasa optimis bahwa Allah
akan menolong saudara-saudara kita orang-orang beriman dan para Mujahidin Gaza.
Maka marilah mulai malam ini kita sampaikan doa untuk mereka. Marilah kita
bacakan doa yang Nabi baca ketika kepungan pasukan Ahzab sudah sedemikian rupa
menimbulkan ketegangan di dalam barisan kaum Muslimin. Inilah doa beliau
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhary:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ
فِيهَا الْعَدُوَّ يَنْتَظِرُ حَتَّى إِذَا مَالَتْ الشَّمْسُ قَامَ فِيهِمْ
فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَاسْأَلُوا
اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ
الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ
وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
“Sesungguhnya
Rasulullah pada sebagian harinya ketika berhadapan dengan musuh menunggu
terbenamnya matahari. Kemudian beliau tampil di hadapan para sahabat dan
bersabda: ”Wahai manusia, janganlah kalian berangan-angan ingin segera berjumpa
dengan musush. Mohonlah kepada Allah keselamatan. Dan bila kalian berhadapan
dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahulaih bahwa surga berada di bawah
bayang-bayang pedang.” Kemudian Nabi berdiri dan berdoa: ”Allahumma
munzilal-kitab wa mujriyas-sahab wa hazimal-ahzab, ahzimhum wanshurnaa
’alaihim” (Ya Allah, yang menurunkan Kitab, menggerakkan awan dan
menghancurkan pasukan bersekutu, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami
mengalahkan mereka.” (HR Muslim 3276)
دَعَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ عَلَى الْمُشْرِكِينَ
فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اللَّهُمَّ اهْزِمْ
الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Nabi berdoa pada saat
perang Ahzab menghadapi (kepungan) Musyrikin: “Allahumma munzilal-Kitab,
sari’al hisab. Allahummahzim Al-Ahzab, Allahummahzimhum wa zalzilhum.” (Ya
Allah, yang menurunkan Kitab, cepat perhitungannya. Ya Allah hancurkanlah
pasukan bersekutu. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak=porandakanlah
mereka).” (HR Bukhary 2716)
103. Malik
bin Sha’sha’ah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Ketika aku di dekat
Ka’bah diantara tidur dan jaga, tiba-tiba aku mendengar suara salah seorang,
yaitu yang diantara dua orang, lalu disediakan bejana emas yang berisi hikmat
dan iman, lalu dibelah dari bawah tenggorokan hingga perutku, kemudian dibasuh
dadaku dengan air zamzam, lalu dipenuhi dengan hikmat dan iman.
Lalu didatangkan
untukku binatang yang putih lebih besar dari himar dan dibawah baghl (turunan
kuda jantan dengan keledai betina) bernama buraq. Lalu berangkat bersama Jibril
hingga sampai ke langit dunia, dan ketika ditanya: Siapakah itu? Jawabnya:
Jibril. Ditanya: Bersama siapa? Jawabnya: Muhammad. Ditanya:
Apakah dipanggil? Dijawab: Ya. Maka disambut selamat datang, maka aku
bertemu dengan Adam a.s. dan memberi salam, dan menyambutku dengan Selamat
datang putraku dan nabi.
Kemudian kami naik ke
langit kedua, dan ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Ditanya:
Siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah
dipanggil? Jawabnya: Ya. Lalu disambut: Selamat datang,
dan di sana kami bertemu dengan Isa dan Yahya a.s. Keduanya menyambut:
Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke
langit ketiga, lalu ditanya: Siapakah itu? Jawab: Jibril. Ditanya:
Dan siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah
dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut dengan selamat datang, dan
di situ bertemu dengan Yusuf a.s. dan setelah memberi salam padanya ia
menyambut: Selamat datang Saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke
langit keempat, dan ditanya: Siapakah itu? Jawab: Jibril. Ditanya:
Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut dengan selamat
datang, dan di situ bertemu dengan Idris s.a. Sesudah aku beri salam, ia
menyambut: Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke
langit kelima, dan ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Dan ditanya:
Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya pula: Apakah
dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut: Selamat datang. Di
situ kami bertemu dengan Harun a,s, maka aku memberi salam, dan ia menyambut:
Selamat datang saudara sebagai nabi.
Kemudian kami naik ke
langit keenam, juga ditanya: Siapakah itu? Jawab: Jibril. Lalu
ditanya: Dan siapa yang bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya:
Apakah dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut: Selamat datang, ia
menyambut dengan ucapan: Selamat datang saudara sebagai nabi. Dan ketika kami
meninggalkannya ia menangis dan ketika ditanya: Mengapakah ia menangis?
Jawabnya: Ya Rabbi itu pemuda yang Tuhan utus sesudahku, akan masuk surga dari
umatnya lebih banyak dari umatku.
Kemudian naik ke
langit ketujuh, maka ditanya: Siapakah itu? Jawab: Jibril. Ditanya:
Siapa yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia
dipanggil? Jawabnya: Ya. Maka disambut: Selamat datang. Dan di situ
kami bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s. Sesudah aku memberi salam, maka ia
sambut dengan: Selamat datang putraku sebagai nabi.
Kemudian tampak
kepadaku Al-Bait Al-Ma’mur, tiap hari dimasuki oleh tujuh puluh ribu Malaikat
untuk shalat, jika telah keluar tidak akan masuk lagi untuk selamanya.
Kemudian diperlihatkan
kepadaku Sidratul Muntaha, buahnya bagaikan gentong (tempat air) Hajar, sedang
daunnya bagaikan telinga gajah dan di bawahnya terdapat sumber empat sungai,
dua ke dalam dan dua ke luar. Aku bertanya kepada Jibril, jawabnya: Yang
dalam itu di surga, sedang yang keluar itu yaitu sungai Nil dan Furat.
Kemudian diwajibkan
atasku limapuluh kali shalat. Lalu aku turun dan bertemu dengan Musa, lalu ia
bertanya: Apakah yang engkau dapat? Jawabku: Diwajibkan atasku lima puluh
kali shalat. Musa berkata: aku lebih berpengalaman daripadamu, aku telah
bersusah payah melatih Bani Israil, dan umatmu tidak akan kuat, karena
itu engkau kembali kepada Tuhan minta keringanan, maka aku kembali minta
keringanan, dan diringankan sepuluh hingga tinggal empat puluh, kemudian
dikurangi lagi sepuluh sehingga tinggal tiga puluh, kemudian diringankan lagi
sepuluh sehingga tinggal dua puluh, kemudian diringankan lagi sepuluh sehingga
tinggal sepuluh, dan aku kembali kepada Musa, tetapi ia tetap menganjurkan
supaya minta keringanan, maka aku minta keringanan dan dijadikan-Nya lima kali.
Maka aku bertemu
dengan Musa dan menyatakan bahwa kini telah tinggal lima, maka ia tetap
menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab: Aku telah menerima
dengan baik. Maka terdengar seruan: Aku telah menetapkan kewajiban-Ku,
dan meringankan pada hamba hamba Ku, dan akan membalas tiap kebaikan dengan
sepuluh kalinya. (Bukhari, Muslim).
0 komentar:
Posting Komentar